Sejarah Kelas X
SEMESTER GANJIL
BAB I. PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP ILMU SEJARAH
1. PENGERTIAN SEJARAH
Istilah
Sejarah berasal dari bahasa Arab yaitu Syajaratun yang berarti Pohon.
Penggunaan kata tersebut dalam konteks masa lalu mengacu pada pohon
silsilah. Dalam hal ini arti sejarah itu hanya mengacu pada masalah
asal usul atau keturunan seseorang. Kata Sejarah yang lebih dekat
dengan pengertian, terkandung dalam bahasa Yunani yaitu Historia yang
berarti Ilmu atau Orang pandai. Sedangkan dalam bahasa Inggris, History
yaitu masa lampau umat manusia dan dalam bahasa Jerman, Geschichte
yaitu sesuatu yang telah terjadi.
Beberapa definisi sejarah menurut para ahli :
1. JV. Briche, sejarah adalah : “ It is the record of what man has thought,said and done “.
2. Patrick Gardiner, mengatakan : “ History is the study of what human beings have done“.
3.
Moh. Yamin, mengatakan bahwa : sejarah adalah suatu ilmu pengetahuan
yang disusun atas hasil penyelidikan beberapa peristiwayang dapat
dibuktikan dengan kenyataan.
4. Koentowidjojo : Sejarah adalah rekonstruksi masa lalu tentang apa yang dipikirkan, dikatakan, dikerjakan, dirasakan dan dialami manusia
5. Sartono Kartidirdjo : Sejarah adalah berbagai bentuk penggambaran tentang pengalaman kolektif di masa lampau
Sejarah adalah berbagai b
6. Mohammad Ali : Sejarah adalah berbagai bentuk penggambaran tentang pengalaman kolektif di masa lampau
Kesimpulan
: Sejarah merupakan rangkaian peristiwa masa lampau yang menyangkut
kehidupan manusia setelah mengenal tulisan, sedangkan Ilmu Sejarah
adalah ilmu yang mempelajari tentang seluk beluk manusia pada masa
lampau setelah mengenal tulisan.
2. SEJARAH SEBAGAI PERISTIWA, KISAH, ILMU DAN SENI
Sejarah
sebagai peristiwa berarti bahwa kejadian itu pernah ada dan
benar-benar terjadi serta bisa dibuktikan secara ilmiah. Sedangkan
sejarah sebagai Kisah, selain peristiwa itu ada, juga bisa dikisahkan
atau bisa diceritakan kembali. Sejarah sebagai ilmu bahwa sejarah
menggunakan metode analitis yaitu hasilnya harus dapat diverifikasi dan
dapat disetujui atau ditolak oleh para ahli. Sementara sejarah sebagai
seni mengandung arti bahwa dalam penyajian dari hasil penyelidikan itu
disusun dalam suatu rangka tertentu sehingga dapat menarik perhatian
orang dan dapat mempengaruhi sikap jiwanya.
3. PERIODISASI DAN KRONOLOGI
Periodisasi
adalah penentuan pemenggalan kurun waktu yang akan diteliti dan
didasarkan pada alasan-alasan tertentu yang rasionall dan ilmiah yang
erat kaitannya dengan permasalahan yang hendak diteliti. Periodisasi
Sejarah Indonesia yang lazim dipakai adalah : 1. Jaman Prasejarah,
membicarakan kehidupan manusia purba sebelum adanya tulisan. 2. Jaman
Kuno, membicarakan masa perkembangan agama dan kebudayaan Hindu-Budha.
3. Jaman modern, yang berlangsung sejak masa perkembangan islam di
Indonesia hingga kini. Kronologi merupakan urutan waktu yang tersusun
sesuai dengan kejadian yang sebenarnya.
4. KEGUNAAN SEJARAH
Secara sederhana, Louis Gotschalk membagi kegunaan sejarah dalam 4 bagian yaitu :
1.
Rekreatif, artinya dengan membaca atau mempelajari sejarah, kita
seolah-olah dibawa berpetualang menembus dimensi ruang dan waktu. Tanpa
beranjak dari tempat, kita dibawa oleh sejarah untuk menyaksikan
peristiwa-peristiwa yang jauh dari kita yang mungkin saja kita tidak
tahu tempatnya atau kita tidak pernah ikut menyaksikan kejadian
tersebut.
2. Inspiratif, dalam hal ini suatu karya sejarah dapat memberikan inspirasi kepada para pembacanya atau yang mempelajarinya.
3.
Instruktif, bermaksud memberikan pelajaran mengenai suatu keterampilan
atau pengetahuan ( pengajaran ) tertentu misalnya pengetahuan tentang
taktik perang.
4.
Edukatif, berguna untuk mendapatkan kearifan dari masa lampau untuk
melangkah ke masa depan. Contoh adanya slogan “jangan sekali-kali
melupakan sejarah”. Menurut Travelyan belajar sejarah mempunyai 3
kegunaan antara lain : a. Ilmiah yaitu berupa pengumpulan fakta dan
penyaringan bukti. b. Imajinatif yaitu menyeleksi dan mengkategorikan
fakta yang telah dikumpulkan dan mengambil satu kesimpulan c. Sastra
yaitu penyajian hasil ilmu dan daya angan dalam bentuk yang menarik.
BAB II. DASAR-DASAR PENELITIAN SEJARAH
1. LANGKAH-LANGKAH DALAM PENELITIAN SEJARAH
1. Heuristik Merupakan kegiatan yang berkaitan dengan upaya mencari
dan menemukan data-data mentah yang sesuai dengan tujuan dari
penelitian.
2.
Verifikasi Dalam hal ini, peneliti melakukan penyeleksian data yang
ditemukannya melalui proses pengujian terhadap data-data tersebut, baik
dari segi materi maupun isinya. Setelah data tersebut telah teruji
kebenarannya maka akan dinilai apakah data-data tersebut relevan/sesuai
dengan permasalahan yang hendak ditulis. Data yang telah teruji
kebenarannya akan menjadi fakta sejarah.
3.
Interpretasi Adalah proses penafsiran dan merangkaikan unsur-unsur
yang telah diperoleh dari tahap-tahap sebelumnya dengan tujuan untuk
memperoleh kumpulan fakta yang memiliki arti dan menjadi dasar
argumentasi/pendapat dari penulis sejarah.
4. Historiografi Yaitu proses penulisan sejarah yang bertolak dari fakta-fakta yang telah teruji kebenarannya.
2. SUMBER, BUKTI DAN FAKTA SEJARAH
1. SUMBER SEJARAH
Louis
Gotschalk membagi sumber sejarah menjadi dua bagian yaitu sumber
Primer merupakan kesaksian dari seorang saksi dengan mata dan kepalanya
sendiri. Dan Sumber Sekunder merupakan kesaksian dari siapapun yang
bukan saksi pandangan mata atau yang tidak melihat secara langsung
kejadian tersebut.
Sementara
itu Nugroho Notosusanto membagi sumber sejarah dalam 3 kategori yaitu :
a. Sumber Tertulis merupakan sumber yang diperoleh dari peninggalan
tertulis seperti : Prasasti, Babad, Kronik, Dokumen, Arsip, Naskah dan
Rekaman b. Sumber lisan merupakan keterangan langsung dari pelaku atau
saksi dari suatu peristiwa yang terjadi pada masa lampau. c. Sumber
benda merupakan sumber yang diperoleh dari peninggalan purbakala
seperti : candi, alat-alat, senjata, keraton, gua-gua dsb.
2. BUKTI SEJARAH
Merupakan
segala peninggalan yang berkaitan dengan aktivitas manusia di masa
lampau yang mungkin saja peninggalan itu masih dipergunakan oleh
manusia pada masa kini. Contoh, istana kepresidenan dan teks
proklamasi.
3. FAKTA SEJARAH
Merupakan
data sejarah yang sudah diverifikasi dan diinterpretasikan oleh
sejarawan kemudian dijadikan dalil, argumentasi atau dasar pemikiran
untuk menulis sejarah.
3. PRINSIP-PRINSIP DALAM PENELITIAN SEJARAH LISAN
1. SUMBER BERITA DARI PELAKU SEJARAH
Pelaku
sejarah merupakan tokoh yang secara langsung mengalami suatu peristiwa
yang terjadi namun perlu diingat bahwa keterangan para pelaku kadang
bersifat subyektif karena keterangan tersebut benar menurut pelaku
sendiri.
2. SUMBER BERITA DARI SAKSI SEJARAH
Saksi sejarah merupakan orang yang pernah melihat atau menyaksikan terjadinya suatu peristiwa dan bukan pelaku sejarah.
3. TEMPAT PERISTIWA SEJARAH
Untuk
menentukan tempat atau lokasi peristiwa yang terjadi pada masa lampau
diperlukan penafsiran-penafsiran yang matang, misalnya menentukan pusat
pemerintahan Kerajaan Bima.
4. LATAR BELAKANG MUNCULNYA PERISTIWA SEJARAH
Latar
belakang terjadinya suatu peristiwa menjadi penentu utama munculnya
suatu peristiwa sejarah. Tanpa adanya latar belakang tidak mungkin
terjadi peristiwa sejarah. Misalnya, terbunuhnya pangeran Frans
Ferdinand menjadi latar belakang terjadinya Perang Dunia I.
5. PENGARUH DAN AKIBAT DARI PERISTIWA SEJARAH
Suatu
peristiwa sejarah akan memberikan pengaruh dan akibat yang sangat
besar dalam kehidupan masyarakat jika peristiwa itu memang
dicita-citakan oleh masyarakat yang bersangkutan, misalnya Proklamasi
kemerdekaan Indonesia dan peristiwa jatuh bangunnnya kabinet di
Indonesia.
BAB III. TRADISI SEJARAH DALAM MASYARAKAT INDONESIA MASA PRA AKSARA DAN MASA AKSARA
A. TRADISI SEJARAH MASYARAKAT INDONESIA MASA PRA AKSARA
1. CARA MASYARAKAT MEWARISKAN MASA LALUNYA
Dua cara untuk mewariskan masa lalu pada masyarakat yang belum mengenal tulisan ( Pra aksara ) yaitu :
a.
Melalui keluarga Keluarga memiliki peranan yang penting dalam proses
pewarisan budaya masa lalu karena kesempatan berinteraksi dalam
keluarga lebih besar sehingga memudahkan orang tua menanamkan ide-ide
dan menyampaikan informasi mengenai tatacara berprilaku dan adat
istiadat serta kebiasaan keluarga yang benar pada anak.
b.
Melalui Masyarakat Masyarakat secara langsung atau tidak langsung
memiliki cara tersendiri dalam mewariskan masa lalunya yaitu, yaitu
melalui adat istiadat, pertunjukan hiburan dan kepercayaan masyarakat.
2. TRADISI SEJARAH MASYARAKAT INDONESIA SEBELUM MENGENAL TULISAN
a.
Sistem kepercayaan b. Sistem kemasyarakatan dan organisasi sosial c.
Sistem mata pencaharian d. Sistem peralatan dan perlengkapan hidup (
teknologi ) e. Sistem Bahasa f. Sistem kesenian g. Ilmu Pengetahuan
3. JEJAK SEJARAH INDONESIA
a. Folklore
Folklore
merupakan adat istiadat tradisional dan cerita rakyat yang diwariskan
secara turun temurun dan tidak dibukukan. Folklore Lisan : bahasa
rakyat, teka-teki, puisi, cerita rakyat, Nyanyian rakyat. Folklore
bukan lisan : Arsitektur rakyat, kerajinan tangan, pakaian, obat-obatan
tradisional, perhiasan dsb.
b.
Mitologi Ilmu Kesusasteraan tentang dongeng kehidupan para dewa dan
mahluk halus dalam suatu kebudayaan juga menceritakan tentang asal usul
alam semesta, manusia dan bangsa yang diungkap secara ghaib.
c. Legenda Merupakan cerita rakyat pada masa lampau yang masih memiliki hubungan dengan peristiwa sejarah.
d. Upacara Merupakan rangkaian kegiatan yang terikat oleh aturan tertentu berdasarkan adat istiadat dan agama ( kepercayaan ).
e. Lagu daerah Merupakan lagu yang menggunakan bahasa daerah.
B. TRADISI SEJARAH MASYARAKAT INDONESIA MASA AKSARA
1. PERKEMBANGAN SEJARAH INDONESIA SETELAH MENGENAL TULISAN a. Bidang politik ( Pemerintahan )
Sebelum
masuknya pengaruh Hindu-Budha sistem pemerintahan di Indonesia di
pegang oleh kepala suku yang memerintah kelompok sukunya. Setelah
masuknya pengaruh Hindu-Budha maka pemerintahan kepala suku diubah
menjadi pemerintahan yang berbentuk kerajaan yang dipegang oleh raja
secara turun temurun.
b. Bidang sosial
Sebelum masuknya kebudayaan Hindu-Budha masyarakat Indonesia telah hidup teratur yang ditandai dengan kehidupan gotong royong.
c. Bidang Budaya
Sebelum
orang-orang India datang ke Indonesia, masyarakat kita telah memiliki
dasar kehidupan sendiri yang cukup tinggi ( kebudayaan asli ) dan terus
berkembang secara terus menerus. Setelah masuknya kebudayaan
Hindu-Budha maka terjadilah perkembangan kebudayaan Indonesia seperti :
1. Tulisan Pallawa dan bahasa Sanskerta 2. Seni bangunan 3. Seni
Rupa/lukis 4. Seni sastra 5. Kalender d. Bidang Keagamaan Kepercayaan
asli bangsa kita yaitu pemujaan terhadap Roh-roh leluhur/nenek moyang (
Animisme ) dan benda-benda ( Dinamisme ). Setelah masuknya orang-orang
India yang membawa kebudayaan Hindu dan Budha maka masyarakat kitapun
mengenal agama tersebut tanpa menghilangkan kebudayaan aslinya.
2. REKAMAN TERTULIS DALAM TRADISI SEJARAH
a. Prasasti
Merupakan rekaman tertulis yang menceritakan masa lampau yang pembuatannya berdasarkan perintah raja.
b. Kitab
Merupakan
karya sastra para pujangga yang dijadikan petunjuk untuk menyingkap
sebuah peristiwa sejarah yang muncul pada jaman Hindu Budha maupun
Islam.
c. Dokumen
Merupakan surat berharga yang ditulis atau dicetak sehingga dapat dipakai untuk sebuah bukti atau keterangan.
3. PERKEMBANGAN PENULISAN SEJARAH DI INDONESIA
a. Masa Hindu – Budha dan islam
Penulisan
sejarah pada masa ini bersifat istana sentris yaitu berpusat pada
keinginan dan kepentingan raja. Tujuannya agar generasi penerus
mengetahui bahwa ada suatu peristiwa penting pada masa itu.
b. Masa Kolonial
Penulisan
sejarah pada masa ini bertujuan untuk memperkokoh kekuasaan mereka di
Indonesia dengan menyatakan bahwa status sosial mereka lebih tinggi dan
setiap perlawanan rakyat Indonesia terhadap mereka dianggap sebagai
pemberontak.
c. Masa pergerakan Nasional
Penulisan
sejarah Pada masa ini bertujuan untuk membangkitkan semangat
perjuangan bangsa Indonesia melawan penjajah d. Masa Kemerdekaan
Penulisan pada masa ini berorientasi pada masa depan bangsa dan Negara
Indonesia yang telah berhasil memproklamasikan kemerdekaannya pada
tanggal 17 Agustus 1945.
SEMESTER GENAP
BAB I. KEHIDUPAN AWAL MASYARAKAT INDONESIA
1. TEORI KEHIDUPAN AWAL
Menurut
Ilmu Falak terjadinya bumi telah berlangsung sekitar 2.500 juta tahun
yang lalu dan terbagi atas beberapa jaman antara lain :
1. Jaman Arkaikum / Azoikum Pada jaman ini keadaan bumi masih sangat panas dan belum ada tanda-tanda kehidupan.
2.
Jaman Palaeozoikum / Primer Pada masa ini sudah ada kehidupan yang
ditandai dengan munculnya binatang kecil, amphibi dan reptil.
3. Jaman Mesosoikum Pada masa ini muncul binatang reptil besar seperti Dinosaurus, Atlantosaurus dsb.
4. Jaman Neozoikum / Kainozoikum atau disebut juga jaman hidup baru. Jaman ini terbagi atas dua bagian yaitu :
a. Jaman Tersier Pada jaman ini binatang reptil sudah mulai lenyap dan berkembang binatang menyusui.
b.
Jaman Kuarter, terbagi atas dua yaitu : 1) Jaman Dilluvium/jaman
Es/Interglasial. Pada masa ini Eropa Utara, Asia Utara dan Amerika
Utara tertutup oleh es yang sangat luas. Bagian Barat Indonesia menyatu
dengan Asia sedangkan bagian Timur menyatu dengan Australia. 2) Jaman
Alluvium / Holosen Pada jaman inilah berkembangnya kehidupan manusia
jenis Homo Sapiens seperti manusia sekarang ini.
2. KEHIDUPAN SOSIAL, EKONOMI DAN BUDAYA DAN KEPERCAYAAN MANUSIA PURBA INDONESIA
1. MASA BERBURU DAN MENGUMPULKAN MAKANAN
a. Kehidupan Sosial ·
Mereka telah berkelompok antara 10 – 15 orang · Selalu berpindah-pindah · Mengenal system pembagian tugas
b. Kehidupan ekonomi ·
Berburu · Bergantung pada alam
c. Kehidupan Budaya ·
Pendukung
kehidupan pada masa ini adalah jenis manusia Pithecanthropus,
Meganthropus dan Homo dengan kebudayaan Palaeolitik. · Hasil
kebudayaannya berupa : Kapak genggam / kapak perimbas, alat serpih dan
alat tulang / tanduk.
d. Kepercayaan ·
Mereka telah mengenal penguburan mayat.
2. Masa bercocok tanam
a. Kehidupan Sosial ·
Sudah menetap · Bergotongroyong · Mengangkat kepala suku
b. Kehidupan ekonomi ·
Bercocok tanam · Beternak · Perdagangan barter
c. Kehidupan Budaya ·
Pendukung
kehidupan pada masa ini adalah jenis manusia Ras Mongoloid dan Austro
melanesoid · Hasil kebudayaannya berupa : Beliung persegi (untuk
upacara), Kapak Lonjong (untuk bercocok tanam), mata panah, gerabah dan
perhiasan. Menhir, Dolmen, Sarkofagus, Kubur peti batu, Punden
berundak, waruga dan Arca
d. Kepercayaan
Pemujaan
terhadap roh-roh nenek moyang / leluhur yang ditandai dengan
peninggalan kebudayaan Megalitik seperti : Menhir, Dolmen, Sarkofagus,
Kubur peti batu, Punden berundak, waruga dan Arca.
3. Masa teknologi / perundagian
a. Kehidupan Sosial ·
Mengenal pembagian kerja · Telah berhubungan dengan dunia luar
b. Kehidupan ekonomi ·
Berdagang barang-barang magis · Bertani
c. Kehidupan Budaya ·
Pendukung
kehidupan pada masa ini adalah jenis manusia Proto dan Deutro Melayu. ·
Hasil kebudayaannya berupa : Nekara Perunggu, Bejana Perunggu, Ujung
Tombak, Kapak Perunggu, Gelang-gelang / manik-manik perunggu dan Arca
Perunggu d. Kepercayaan · Mereka telah mengenal penguburan mayat dengan
membawa bekal · Kepercayaan terhadap roh-roh nenek moyang, Animisme,
dinamisme dan Monoisme.
Manusia Purba di Indonesia
Penelitian manusia purba di Indonesia dilakukan oleh :
1. Eugena Dobois,
Dia adalah yang pertama kali tertarik meneliti manusia purba di Indonesia setelah mendapat kiriman sebuah tengkorak dari B.D Von Reitschoten yang menemukan tengkorak di Wajak, Tulung Agung. Fosil itu dinamai Homo Wajakensis, termasuk dalam jenis Homo Sapien (manusia yang sudah berpikir maju)
Fosil lain yang ditemukan adalah :
• Pithecanthropus Erectus (phitecos = kera, Antropus Manusia, Erectus berjalan tegak) ditemukan di daerah Trinil, pinggir Bengawan Solo, dekat Ngawi, tahun 1891. Penemuan ini sangat menggemparkan dunia ilmu pengetahuan.
• Pithecanthropus Majokertensis, ditemukan di daerah Mojokerto
• Pithecanthropus Soloensis, ditemukan di daerah Solo
2. G.H.R Von Koeningswald
Hasil penemuan beliau adalah : Fosil tengkorak di Ngandong, Blora. Tahun 1936, ditemukan tengkorak anak di Perning, Mojokerto. Tahun 1937 - 1941 ditemukan tengkorak tulang dan rahang Homo Erectus dan Meganthropus Paleojavanicus di Sangiran, Solo.
3. Penemuan lain tentang manusia Purba :
Ditemukan tengkorak, rahang, tulang pinggul dan tulang paha manusia Meganthropus, Homo Erectus dan Homo Sapien di lokasi Sangiran, Sambung Macan (Sragen),Trinil, Ngandong dan Patiayam (kudus).
4. Penelitian tentang manusia Purba oleh bangsa Indonesia dimulai pada tahun 1952 yang dipimpin oleh Prof. DR. T. Jacob dari UGM, di daerah Sangiran dan sepanjang aliran Bengawan Solo.
Fosil Manusia Purba yang ditemukan di Asia, Eropa, dan Australia adalah :
• Semuanya jenis Homo yang sudah maju : Serawak (Malaysia Timur), Tabon (Filipina), dan Cina.
• Fosil yang ditemukan di Cina oleh Dr. Davidson Black, dinamai Sinanthropus Pekinensis.
• Fosil yang ditemukan di Neanderthal, dekat Duseldorf, Jerman yang dinamai Homo Neaderthalensis.
• Menurut Dobois, bangsa asli Australia termasuk Homo Wajakensis, sehingga ia berkesimpulan Homo Wajakensis termasuk golongan bangsa Australoid.
Jenis-jenis Manusia Purba yang ditemukan di Indonesia ada tiga jenis :
1. Meganthropus
2. Pithecanthropus
3. Homo
Ciri-ciri manusia purba yang ditemukan di Indonesia :
1. Ciri Meganthropus :
• Hidup antara 2 s/d 1 juta tahun yang lalu
• Badannya tegak
• Hidup mengumpulkan makanan
• Makanannya tumbuhan
• Rahangnya kuat
•
2. Ciri Pithecanthropus :
• Hidup antara 2 s/d 1 juta tahun yang lalu
• Hidup berkelompok
• Hidungnya lebar dengan tulang pipi yang kuat dan menonjol
• Mengumpulkan makanan dan berburu
• Makanannya daging dan tumbuhan
3. Ciri jenis Homo :
• Hidup antara 25.000 s/d 40.000 tahun yang lalu
• Muka dan hidung lebar
• Dahi masih menonjol
• Tarap kehidupannya lebih maju dibanding manusia sebelumnya
CORAK KEHIDUPAN PRASEJARAH INDONESIA DAN HASIL BUDAYANYA
Hasil kebudayaan manusia prasejarah untuk mempertahankan dan memperbaiki pola hidupnya menghasilkan dua bentuk budaya yaitu :
• Bentuk budaya yang bersifat Spiritual
• Bentuk budaya yang bersifat Material
i. Masyarakat Prasejarah mempunyai kepercayaan pada kekuatan gaib yaitu :
• Dinamisme, yaitu kepercayaan terhadap benda-benda yang dianggap mempunyai kekuatan gaib. Misalnya : batu, keris
• Animisme, yaitu kepercayaan terhadap roh nenek moyang mereka yang bersemayam dalam batu-batu besar, gunung, pohon besar. Roh tersebut dinamakan Hyang.
ii. Pola kehidupan manusia prasejarah adalah :
• Bersifat Nomaden (hidup berpindah-pindah), yaitu pola kehidupannya belum menetap dan berkelompok di suatu tempat serta, mata pencahariannya berburu dan masih mengumpulkan makanan
• Bersifat Permanen (menetap), yaitu pola kehidupannya sudah terorganisir dan berkelompok serta menetap di suatu tempat, mata pencahariannya bercocok tanam. Muali mengenal norma adat, yang bersumber pada kebiasaan-kebiasaan
iii. Sistem bercocok tanam/pertanian
• Mereka mulai menggunakan pacul dan bajak sebagai alat bercocok tanam
• Menggunakan hewan sapi dan kerbau untuk membajak sawah
• Sistem huma untuk menanam padi
• Belum dikenal sistem pemupukan
iv. Pelayaran
Dalam pelayaran manusia prasejarah sudah mengenal arah mata angin dan mengetahui posisi bintang sebagai penentu arah (kompas)
v. Bahasa
Menurut hasil penelitian Prof. Dr. H. Kern, bahasa yang digunakan termasuk rumpun bahasa Austronesia yaitu : bahasa Indonesia, Polinesia, Melanesia, dan Mikronesia.Terjadinya perbedaan bahasa antar daerah karena pengaruh faktor geografis dan perkembangan bahasa.
Kehidupan Masyarakat Prasejarah
FOOD GATHERING
Ciri zaman ini adalah :
• Mata pencaharian berburu dan mengumpulkan makanan
• Nomaden, yaitu Hidup berpindah-pindah dan belum menetap
• Tempat tinggalnya : gua-gua
• Alat-alat yang digunakan terbuat dari batu kali yang masih kasar, tulang dan tanduk rusa
• Zaman ini hampir bersamaan dengan zaman batu tua (Palaeolithikum) dan Zaman batu tengah (Mesolithikum)
FOOD PRODUCING
Ciri zaman ini adalah :
• Telah mulai menetap
• Pandai membuat rumah sebagi tempat tinggal
• Cara menghasilkan makanan dengan bercocok tanam atau berhuma
• Mulai terbentuk kelompok-kelompok masyarakat
• Alat-alat terbuat dari kayu, tanduk, tulang, bambu ,tanah liat dan batu
• Alat-alatnya sudah diupam/diasah
Zaman bercocok tanam ini bersamaan dengan zaman Neolithikum (zaman batu muda) dan Zaman Megalithikum (zaman batu besar)
ZAMAN PERUNDAGIAN
• Manusia telah pandai membuat alat-alat dari logam dengan keterampilandan keahlian khusus
• Teknik pembuatan benda dari logam disebut a cire perdue yaitu, dibuat model cetakannya dulu dari lilin yang ditutup dengan tanah liat kemudian dipanaskan sehingga lilinya mencair. Setelah itu dituangkan logamnya.
• Tingkat perekonomian masyarakat telah mencapai kemakmuran
• Sudah mengenal bersawah
• Alat-alat yang dihasilkan : kapak corong, nekara,pisau, tajak dan alat pertanian dari logam
• Telah mencapai taraf perkembangan sosial ekonomi yang mantap
Zaman Batu
Manusia Purba di Indonesia
Penelitian manusia purba di Indonesia dilakukan oleh :
1. Eugena Dobois,
Dia adalah yang pertama kali tertarik meneliti manusia purba di Indonesia setelah mendapat kiriman sebuah tengkorak dari B.D Von Reitschoten yang menemukan tengkorak di Wajak, Tulung Agung. Fosil itu dinamai Homo Wajakensis, termasuk dalam jenis Homo Sapien (manusia yang sudah berpikir maju)
Fosil lain yang ditemukan adalah :
• Pithecanthropus Erectus (phitecos = kera, Antropus Manusia, Erectus berjalan tegak) ditemukan di daerah Trinil, pinggir Bengawan Solo, dekat Ngawi, tahun 1891. Penemuan ini sangat menggemparkan dunia ilmu pengetahuan.
• Pithecanthropus Majokertensis, ditemukan di daerah Mojokerto
• Pithecanthropus Soloensis, ditemukan di daerah Solo
2. G.H.R Von Koeningswald
Hasil penemuan beliau adalah : Fosil tengkorak di Ngandong, Blora. Tahun 1936, ditemukan tengkorak anak di Perning, Mojokerto. Tahun 1937 - 1941 ditemukan tengkorak tulang dan rahang Homo Erectus dan Meganthropus Paleojavanicus di Sangiran, Solo.
3. Penemuan lain tentang manusia Purba :
Ditemukan tengkorak, rahang, tulang pinggul dan tulang paha manusia Meganthropus, Homo Erectus dan Homo Sapien di lokasi Sangiran, Sambung Macan (Sragen),Trinil, Ngandong dan Patiayam (kudus).
4. Penelitian tentang manusia Purba oleh bangsa Indonesia dimulai pada tahun 1952 yang dipimpin oleh Prof. DR. T. Jacob dari UGM, di daerah Sangiran dan sepanjang aliran Bengawan Solo.
Fosil Manusia Purba yang ditemukan di Asia, Eropa, dan Australia adalah :
• Semuanya jenis Homo yang sudah maju : Serawak (Malaysia Timur), Tabon (Filipina), dan Cina.
• Fosil yang ditemukan di Cina oleh Dr. Davidson Black, dinamai Sinanthropus Pekinensis.
• Fosil yang ditemukan di Neanderthal, dekat Duseldorf, Jerman yang dinamai Homo Neaderthalensis.
• Menurut Dobois, bangsa asli Australia termasuk Homo Wajakensis, sehingga ia berkesimpulan Homo Wajakensis termasuk golongan bangsa Australoid.
Jenis-jenis Manusia Purba yang ditemukan di Indonesia ada tiga jenis :
1. Meganthropus
2. Pithecanthropus
3. Homo
Ciri-ciri manusia purba yang ditemukan di Indonesia :
1. Ciri Meganthropus :
• Hidup antara 2 s/d 1 juta tahun yang lalu
• Badannya tegak
• Hidup mengumpulkan makanan
• Makanannya tumbuhan
• Rahangnya kuat
•
2. Ciri Pithecanthropus :
• Hidup antara 2 s/d 1 juta tahun yang lalu
• Hidup berkelompok
• Hidungnya lebar dengan tulang pipi yang kuat dan menonjol
• Mengumpulkan makanan dan berburu
• Makanannya daging dan tumbuhan
3. Ciri jenis Homo :
• Hidup antara 25.000 s/d 40.000 tahun yang lalu
• Muka dan hidung lebar
• Dahi masih menonjol
• Tarap kehidupannya lebih maju dibanding manusia sebelumnya
CORAK KEHIDUPAN PRASEJARAH INDONESIA DAN HASIL BUDAYANYA
Hasil kebudayaan manusia prasejarah untuk mempertahankan dan memperbaiki pola hidupnya menghasilkan dua bentuk budaya yaitu :
• Bentuk budaya yang bersifat Spiritual
• Bentuk budaya yang bersifat Material
i. Masyarakat Prasejarah mempunyai kepercayaan pada kekuatan gaib yaitu :
• Dinamisme, yaitu kepercayaan terhadap benda-benda yang dianggap mempunyai kekuatan gaib. Misalnya : batu, keris
• Animisme, yaitu kepercayaan terhadap roh nenek moyang mereka yang bersemayam dalam batu-batu besar, gunung, pohon besar. Roh tersebut dinamakan Hyang.
ii. Pola kehidupan manusia prasejarah adalah :
• Bersifat Nomaden (hidup berpindah-pindah), yaitu pola kehidupannya belum menetap dan berkelompok di suatu tempat serta, mata pencahariannya berburu dan masih mengumpulkan makanan
• Bersifat Permanen (menetap), yaitu pola kehidupannya sudah terorganisir dan berkelompok serta menetap di suatu tempat, mata pencahariannya bercocok tanam. Muali mengenal norma adat, yang bersumber pada kebiasaan-kebiasaan
iii. Sistem bercocok tanam/pertanian
• Mereka mulai menggunakan pacul dan bajak sebagai alat bercocok tanam
• Menggunakan hewan sapi dan kerbau untuk membajak sawah
• Sistem huma untuk menanam padi
• Belum dikenal sistem pemupukan
iv. Pelayaran
Dalam pelayaran manusia prasejarah sudah mengenal arah mata angin dan mengetahui posisi bintang sebagai penentu arah (kompas)
v. Bahasa
Menurut hasil penelitian Prof. Dr. H. Kern, bahasa yang digunakan termasuk rumpun bahasa Austronesia yaitu : bahasa Indonesia, Polinesia, Melanesia, dan Mikronesia.Terjadinya perbedaan bahasa antar daerah karena pengaruh faktor geografis dan perkembangan bahasa.
Kehidupan Masyarakat Prasejarah
FOOD GATHERING
Ciri zaman ini adalah :
• Mata pencaharian berburu dan mengumpulkan makanan
• Nomaden, yaitu Hidup berpindah-pindah dan belum menetap
• Tempat tinggalnya : gua-gua
• Alat-alat yang digunakan terbuat dari batu kali yang masih kasar, tulang dan tanduk rusa
• Zaman ini hampir bersamaan dengan zaman batu tua (Palaeolithikum) dan Zaman batu tengah (Mesolithikum)
FOOD PRODUCING
Ciri zaman ini adalah :
• Telah mulai menetap
• Pandai membuat rumah sebagi tempat tinggal
• Cara menghasilkan makanan dengan bercocok tanam atau berhuma
• Mulai terbentuk kelompok-kelompok masyarakat
• Alat-alat terbuat dari kayu, tanduk, tulang, bambu ,tanah liat dan batu
• Alat-alatnya sudah diupam/diasah
Zaman bercocok tanam ini bersamaan dengan zaman Neolithikum (zaman batu muda) dan Zaman Megalithikum (zaman batu besar)
ZAMAN PERUNDAGIAN
• Manusia telah pandai membuat alat-alat dari logam dengan keterampilandan keahlian khusus
• Teknik pembuatan benda dari logam disebut a cire perdue yaitu, dibuat model cetakannya dulu dari lilin yang ditutup dengan tanah liat kemudian dipanaskan sehingga lilinya mencair. Setelah itu dituangkan logamnya.
• Tingkat perekonomian masyarakat telah mencapai kemakmuran
• Sudah mengenal bersawah
• Alat-alat yang dihasilkan : kapak corong, nekara,pisau, tajak dan alat pertanian dari logam
• Telah mencapai taraf perkembangan sosial ekonomi yang mantap
Zaman Batu
zaman ini terbagi menjadi 4 zaman yaitu :
i. Palaeolithikum (Zaman Batu Tua)
Pada zaman ini alat-alat terbuat dari batu yang masih kasar dan belum dihaluskan. Contoh alat-alat tsb adalah :
• Kapak Genggam, banyak ditemukan di daerah Pacitan. Alat ini biasanya disebut "Chopper" (alat penetak/pemotong)
• Alat-alat dari tulang binatang atau tanduk rusa : alat penusuk (belati), ujung tombak bergerigi
• Flakes, yaitu alat-alat kecil yang terbuat dari batu Chalcedon,yang dapat digunakan untuk mengupas makanan.
Alat-alat dari tulang dan Flakes, termasuk hasil kebudayaan Ngandong. Kegunaan alat-alat ini pada umumnya untuk : berburu, menangkap ikan, mengumpulkan ubi dan buah-buahan. Berdasarkan daerah penemuannya maka alat-alat kebudayaan Paleolithikum tersebut dapat dikelompokan menjadi kebudayaan Pacitan dan Ngandong
Manusia pendukung kebudayaan
• Pacitan : Pithecanthropus dan
• Ngandong : Homo Wajakensis dan Homo soloensis.
ii. Mesolithikum (Zaman Batu Tengah)
Ciri zaman Mesolithikum :
• Alat-alat pada zaman ini hampir sama dengan zaman Palaeolithikum.
• Ditemukannya bukit-bukit kerang dipinggir pantai yang disebut "kjoken modinger" (sampah dapur) Kjoken =dapur, moding = sampah)
Alat-alat zaman Mesolithikum :
• Kapak genggam (peble)
• Kapak pendek (hache Courte)
• Pipisan (batu-batu penggiling)
• Kapak-kapak tersebut terbuat dari batu kali yang dibelah
Alat-alat di atas banyak ditemukan di daerah Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi dan Flores
Alat-alat Kebudayaan Mesolithikum yang ditemukan di gua-gua yang disebut "Abris Sous Roche " Adapun alat-alat tersebut adalah :
• Flaces (alat serpih) , yaitu alat-alat kecil yang terbuat dari batu dan berguna untuk mengupas makanan.
• Ujung mata panah,
• batu penggilingan (pipisan),
• kapak,
• alat-alat dari tulang dan tanduk rusa,
Alat-alat ini ditemukan di gua lawa Sampung Jawa Timur (Istilahnya : Sampung Bone Culture = kebudayaan Sampung terbuat dari Tulang)
Tiga bagian penting Kebudayaan Mesolithikum,yaitu :
• Peble-Culture (alat kebudayaan Kapak genggam) didapatkan di Kjokken Modinger
• Bone-Culture (alat kebudayaan dari Tulang)
• Flakes Culture (kebudayaan alat serpih) didapatkan di Abris sous Roche
Manusia Pendukung Kebudayaan Mesolithikum adalah bangsa Papua -Melanosoid
iii. Neolithikum (Zaman Batu Muda)
Pada zaman ini alat-alat terbuat dari batu yang sudah dihaluskan.
Contoh alat tersebut :
• Kapak Persegi, misalnya : Beliung, Pacul dan Torah untuk mengerjakan kayu. Ditemukan di Sumatera, Jawa, bali, Nusatenggara, Maluku, Sulawesi dan Kalimantan
• Kapak Bahu, sama seperti kapak persegi ,hanya di bagian yang diikatkan pada tangkainya diberi leher. Hanya di temukan di Minahasa
• Kapak Lonjong, banyak ditemukan di Irian, Seram, Gorong, Tanimbar, Leti, Minahasa dan Serawak
• Perhiasan ( gelang dan kalung dari batu indah), ditemukan di jAwa
• Pakaian (dari kulit kayu)
• Tembikar (periuk belanga), ditemukan di daerah Sumatera, Jawa, Melolo(Sumba)
Manusia pendukung Kebudayaan Neolithikum adalah bangsa Austronesia (Austria) dan Austro-Asia (Khmer – Indochina)
iv. Megalithikum (Zaman Batu Besar )
Hasil kebudayaan zaman Megalithikum adalah sebagai berikut :
• Menhir , adalah tugu batu yang didirikan sebagai tempat pemujaan untuk memperingati arwah nenek moyang
• Dolmen, adalah meja batu, merupakan tempat sesaji dan pemujaan kepada roh nenek moyang, Adapu;a yang digunakan untuk kuburan
• Sarchopagus atau keranda, bentuknya seperti lesung yang mempunyai tutup
• Kubur batu/peti mati yang terbuat dari batu besar yang masing-masing papan batunya lepas satu sama lain
• Punden berundak-undak, bangunan tempat pemujaan yang tersusun bertingkat-tingkat
i. Palaeolithikum (Zaman Batu Tua)
Pada zaman ini alat-alat terbuat dari batu yang masih kasar dan belum dihaluskan. Contoh alat-alat tsb adalah :
• Kapak Genggam, banyak ditemukan di daerah Pacitan. Alat ini biasanya disebut "Chopper" (alat penetak/pemotong)
• Alat-alat dari tulang binatang atau tanduk rusa : alat penusuk (belati), ujung tombak bergerigi
• Flakes, yaitu alat-alat kecil yang terbuat dari batu Chalcedon,yang dapat digunakan untuk mengupas makanan.
Alat-alat dari tulang dan Flakes, termasuk hasil kebudayaan Ngandong. Kegunaan alat-alat ini pada umumnya untuk : berburu, menangkap ikan, mengumpulkan ubi dan buah-buahan. Berdasarkan daerah penemuannya maka alat-alat kebudayaan Paleolithikum tersebut dapat dikelompokan menjadi kebudayaan Pacitan dan Ngandong
Manusia pendukung kebudayaan
• Pacitan : Pithecanthropus dan
• Ngandong : Homo Wajakensis dan Homo soloensis.
ii. Mesolithikum (Zaman Batu Tengah)
Ciri zaman Mesolithikum :
• Alat-alat pada zaman ini hampir sama dengan zaman Palaeolithikum.
• Ditemukannya bukit-bukit kerang dipinggir pantai yang disebut "kjoken modinger" (sampah dapur) Kjoken =dapur, moding = sampah)
Alat-alat zaman Mesolithikum :
• Kapak genggam (peble)
• Kapak pendek (hache Courte)
• Pipisan (batu-batu penggiling)
• Kapak-kapak tersebut terbuat dari batu kali yang dibelah
Alat-alat di atas banyak ditemukan di daerah Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi dan Flores
Alat-alat Kebudayaan Mesolithikum yang ditemukan di gua-gua yang disebut "Abris Sous Roche " Adapun alat-alat tersebut adalah :
• Flaces (alat serpih) , yaitu alat-alat kecil yang terbuat dari batu dan berguna untuk mengupas makanan.
• Ujung mata panah,
• batu penggilingan (pipisan),
• kapak,
• alat-alat dari tulang dan tanduk rusa,
Alat-alat ini ditemukan di gua lawa Sampung Jawa Timur (Istilahnya : Sampung Bone Culture = kebudayaan Sampung terbuat dari Tulang)
Tiga bagian penting Kebudayaan Mesolithikum,yaitu :
• Peble-Culture (alat kebudayaan Kapak genggam) didapatkan di Kjokken Modinger
• Bone-Culture (alat kebudayaan dari Tulang)
• Flakes Culture (kebudayaan alat serpih) didapatkan di Abris sous Roche
Manusia Pendukung Kebudayaan Mesolithikum adalah bangsa Papua -Melanosoid
iii. Neolithikum (Zaman Batu Muda)
Pada zaman ini alat-alat terbuat dari batu yang sudah dihaluskan.
Contoh alat tersebut :
• Kapak Persegi, misalnya : Beliung, Pacul dan Torah untuk mengerjakan kayu. Ditemukan di Sumatera, Jawa, bali, Nusatenggara, Maluku, Sulawesi dan Kalimantan
• Kapak Bahu, sama seperti kapak persegi ,hanya di bagian yang diikatkan pada tangkainya diberi leher. Hanya di temukan di Minahasa
• Kapak Lonjong, banyak ditemukan di Irian, Seram, Gorong, Tanimbar, Leti, Minahasa dan Serawak
• Perhiasan ( gelang dan kalung dari batu indah), ditemukan di jAwa
• Pakaian (dari kulit kayu)
• Tembikar (periuk belanga), ditemukan di daerah Sumatera, Jawa, Melolo(Sumba)
Manusia pendukung Kebudayaan Neolithikum adalah bangsa Austronesia (Austria) dan Austro-Asia (Khmer – Indochina)
iv. Megalithikum (Zaman Batu Besar )
Hasil kebudayaan zaman Megalithikum adalah sebagai berikut :
• Menhir , adalah tugu batu yang didirikan sebagai tempat pemujaan untuk memperingati arwah nenek moyang
• Dolmen, adalah meja batu, merupakan tempat sesaji dan pemujaan kepada roh nenek moyang, Adapu;a yang digunakan untuk kuburan
• Sarchopagus atau keranda, bentuknya seperti lesung yang mempunyai tutup
• Kubur batu/peti mati yang terbuat dari batu besar yang masing-masing papan batunya lepas satu sama lain
• Punden berundak-undak, bangunan tempat pemujaan yang tersusun bertingkat-tingkat
Zaman Logam
zaman ini terbagi menjadi 2 zaman yaitu :
1. Zaman Perunggu
Hasil kebudayaan perunggu yang ditemukan di Indonesia adalah :
• Kapak Corong (Kapak Perunggu), banyak ditemukan di Sumatera Selatan, Jawa, Balio, Sulawesi dan Kepulauan Selayar dan Irian. Kegunaannya sebagi alat perkakas.
• Nekara perunggu(Moko), bebrbentuk seperti dandang. Banyak ditemukan di daerah : Sumatera, Jawa Bali, Sumbawa, Roti, Leti, Selayar dan Kep. Kei. Kegunaan untuk acara keagamaan dan maskawin.
• Bejana Perunggu, bentuknya mirip gitar Spanyol tetapi tanpa tangkai. Hanya ditemukan di Madura dan Sumatera
• Arca-arca Perunggu, banyak ditemukan di Bangkinang(Riau), Lumajang (Jatim) dan Bogor (Jabar)
• Perhiasan : gelang, anting-anting, kalung dan cincin.
Kebudayaan Perunggu sering disebut juga sebagi kebudayaan Dongson-Tonkin Cina karena disanalah Pusat Kebudayaan Perunggu.
2. Zaman Besi
Pada masa ini manusia telah dapat melebur besi untuk dituang menjadi alat-alat yang dibutuhkan, pada masa ini di Indonesia tidak banyak ditemukan alat-alat yang terbuat dari besi.
Alat-alat yang ditemukan adalah :
• Mata kapak, yang dikaitkan pada tangkai dari kayu, berfungsi untuk membelah kayu
• Mata Sabit, digunakan untuk menyabit tumbuh-tumbuhan
• Mata pisau
• Mata pedang
• Cangkul, dll
Jenis-jenis benda tersebut banyak ditemukan di Gunung Kidul(Yogyakarta), Bogor, Besuki dan Punung (Jawa Timur)
1. Zaman Perunggu
Hasil kebudayaan perunggu yang ditemukan di Indonesia adalah :
• Kapak Corong (Kapak Perunggu), banyak ditemukan di Sumatera Selatan, Jawa, Balio, Sulawesi dan Kepulauan Selayar dan Irian. Kegunaannya sebagi alat perkakas.
• Nekara perunggu(Moko), bebrbentuk seperti dandang. Banyak ditemukan di daerah : Sumatera, Jawa Bali, Sumbawa, Roti, Leti, Selayar dan Kep. Kei. Kegunaan untuk acara keagamaan dan maskawin.
• Bejana Perunggu, bentuknya mirip gitar Spanyol tetapi tanpa tangkai. Hanya ditemukan di Madura dan Sumatera
• Arca-arca Perunggu, banyak ditemukan di Bangkinang(Riau), Lumajang (Jatim) dan Bogor (Jabar)
• Perhiasan : gelang, anting-anting, kalung dan cincin.
Kebudayaan Perunggu sering disebut juga sebagi kebudayaan Dongson-Tonkin Cina karena disanalah Pusat Kebudayaan Perunggu.
2. Zaman Besi
Pada masa ini manusia telah dapat melebur besi untuk dituang menjadi alat-alat yang dibutuhkan, pada masa ini di Indonesia tidak banyak ditemukan alat-alat yang terbuat dari besi.
Alat-alat yang ditemukan adalah :
• Mata kapak, yang dikaitkan pada tangkai dari kayu, berfungsi untuk membelah kayu
• Mata Sabit, digunakan untuk menyabit tumbuh-tumbuhan
• Mata pisau
• Mata pedang
• Cangkul, dll
Jenis-jenis benda tersebut banyak ditemukan di Gunung Kidul(Yogyakarta), Bogor, Besuki dan Punung (Jawa Timur)
BAB II. PERADABAN AWAL MASYARAKAT DI DUNIA YANG BERPENGARUH TERHADAP PERADABAN INDONESIA
1. PERADABAN LEMBAH SUNGAI INDUS.
Berdasarkan
hasil penggalian yang dilakukan oleh RD Bannerji dan Sir Jhon Marshall
tahun 1922 di kota Mohenjodaro dan Harappa ditemukan antara lain 1.
Dua buah patung yang coraknya berbeda yaitu : · Patung laki-laki
sebatas dada · Patung seorang penari 2. Terdapat bekas bangunan rumah
bertingkat yang sudah beberapa kali mengalami kehancuran ( 6 – 7 lapis )
3. Ditemukan meterai yang berfungsi sebagai hiasan keagamaan dan
dianggap mempunyai kesaktian 4. Ditemukan patung Dewi Ibu / Dewi
Kesuburan 5. Bangsa yang mendiami daerah tersebut adalah suku DRAVIDA
yang pada tahun 1500 SM diserbu oleh suku bangsa ARYA ( Indo German )
sehingga suku asli terdesak ke Selatan yaitu dataran tinggi Dekhan 6.
Mengenal ajaran Karma Samsara
2. PERADABAN LEMBAH SUNGAI KUNING ( HOANGHO )
Kepercayaan
masyarakatnya adalah Polytheisme ( Percaya pada banyak Dewa ) seperti :
Dewa Angin, Dewa Hujan, Dewa Langit, dewa Bumi, Dewa sungai dsb.
Kehidupan masyarakatnya bercocok tanam dengan memanfaatkan aliran
sungai Kuning seperti ; gandum, padi, jagung, Teh dan kedelai. Karena
daerahnya yang subur menjadi pusat perhatian bangsa Asia Tengah (
Mongol ) sehingga berlaku hokum tantangan dan jawaban. Tantangannya
yaitu : Bangsa-bangsa ganas di asia Tengah selalu memusatkan
perhatiannya pada lembah sungai Kuning yang subur. Jawabannya : Karena
serangan yang terus menerus maka kaisar China membangun tembok besar (
The Great Wall Of china ) panjangnya : 2000 mil, Lebar : 5 meter, dan
tingginya : 11 meter. Pada masa pemerintahan Dinasti Chou hubungan
antara daerah satu sama lain belum lancer sehingga tugas pengawasan di
daerah diserahkan pada para bangsawan rendahan ( Vazal ). Untuk
membalas kebaikan mereka maka kaisar memberikan pinjaman tanah yang
pada akhirnya melahirkan system Feodal. Selain itu terdapat ajaran
filsafat Kong Hu Chu yang pada prinsipnya adalah pembinaan kehidupan
yang selaras dengan alam, keluarga dan leluhur. Ajaran ini lahir karena
terjadi pertentangan antara para vazal dan manusia terlena dengan
urusan keduaniaan. Juga lahir ajaran Taoisme oleh Laotze yang
mengatakan bahwa ada kekuatan gaib yang mengatur keadilan dan
ketertiban di alam semesta yang disebut TAO. Keadilan dan ketenteraman
akan tercapai apabila orang akan tunduk pada ajaran TAO.
3. PERADABAN LEMBAH SUNGAI TIGRIS DAN EUFRAT ( MESOPOTAMIA )
Wilayahnya
sangat subur karena diapit oleh dua sungai besar yaitu Tigris dan
Eufrat. Mata pencaharian penduduknay adalah pertanian ( Enjelai dan
jewawut ), Peternakan ( domba, lembu dsb ) dan perdagangan ( antara Laut
tengah, India, Asia Tengah, Teluk Persia dan laut Merah ).
Kepercayaan masyarakatnya Polytheisme, seperti : Dewa
Air ( Enki ), Dewa langit ( Anu ), Dewa Bumi ( Enlil ), dewa Api dan
dewa Kesuburan ( Marduk ). Khusus untuk dewa Marduk dibuatkan patung
wanita yang menggambarkan dewi kesuburan dan dibuatkan Ziggurat (bangunan dari tanah liat yang dibangun di atas gundukan tanah ). Dalam bidang lain mereka mengenal :
· Tulisan Paku pada lempengan batu tentang UU Hammurabbi yang berisi 280 pasal · Dalam bidang astronomi mengenal khatulistiwa dibagi menjadi 3600 mengenal bintang dan planit ·
. Mengenal system kalender berdasarkan perhitungan bulan
· Mengenal pembagian waktu ( jam, menit, detik ) dan menghitung dengan satuan 60-an ( sixagesimal ).
Bangsa yang mendiami daerah ini adalah bangsa Sumeria lalu di kalahkan
oleh suku Amoria dari Indo German dan mendirikan kerajaan Babylonia I
dengan raja Hammurabbi. Tahun 750 SM dikalahkan oleh bangsa Assyria
dengan raja Ashurbanipal. Tahun 612 SM bangsa Assyria dikalahkan oleh
bangsa Kaldea yang membangun kerajaan Babylonia II dengan raja
Nebukadnezar. Tahun 536 SM menjadi rebutan bangsa Media dan Persia yang
dimenangkan oleh Persia. Persia memerintah di atas wilayah Mesopotamia
yang subur dengan raja I R Cyrus ( 550 SM ) dilanjutkan oleh Darius
Agung 521-485 SM ).
4. PERADABAN LEMBAH SUNGAI NIL
Corak
kehidupan masyarakatnya agraris dengan hasil utamanya adalah gandum
dan kapas. Kepercayaan masyarakatnya adalah Polytheisme seperti Dewa RA
( matahari ), dewa Bulan ( Amon ) lalu disatukan menjadi dewa AMON RA.
Untuk memuja dewa ini dibuatkan Obelisk ( Tugu batu runcing berbentuk
segitiga yang dihiasi dengan tulisan gambar ) juga percaya pada dewa
Thot ( pengetahuan ), dewa Anubis( kematian ), Osiris ( pengadilan ),
Issis ( dewa Sungai Nil ), Dewa Apis berbentuk sapi, Dewa Ibis berbentuk
burung. Mereka juga percaya pada roh-roh leluhur yang akan mengubah
bentuk pemakaman menjadi pengawetan mayat ( MUMMIA ) yang disimpan dalam
Pyramida. Dalam Pyramida terdapat patung singa berkepala manusia (
Sphinx ). Dalam bidang lain , selain pengawetan mayat juga mengenal
penguburan mayat dengan cara jongkok, mengenal tulisan gambar, mengenal
ilmu perbintangan dan system kalender. Dalam bidang pemerintahan
dipimpin oleh Fir’aun ( Pharaos ) yang dipuja sebagai Tuhan. Rakyat
harus taat dalam membayar pajak dan wajib kerja untuk pengabdian
terhadap Fir’aun. Namun pada akhirnya Fir’aun dianggap sebagai manusia
biasa dan kepercayaan mereka monotheisme dengan dewa Matahari sebagai
dewa yang tunggal.
5. PERADABAN BACSON HOABINH
Hasil
Kebudayaan Bacson Hoabinh ditemukan hampir di seluruh wilayah Asia
Tenggara. Menurut CF Gorman bahwa penemuan alat darii batu banyak
ditemukan di Vietnam bagian Utara yaitu di daerah Bacson pegunungan
Hoabinh. Juga ditemukan alat serpih, batu giling dari berbagai ukuran,
sedangkan di gua Xom Trai ditemukan alat dari batu yang sudah diasah
pada sisi yang tajam. Di Indonesia alat-alat batu dari kebudayaan
Bacson Hoabinh banyak ditemukan di Sumatera ( Lhokseumawe dan Medan ),
Jawa Tengah ( Lembah Bengawan Solo ), Sulawesi Selatan ( Cabbenge ),
Semenanjung Minahasa, Flores Maluku Utara dsb.
F . KEBUDAYAAN DONGSON
Kebudayaan
ini berasal dari Vietnam Utara, hasil kebudayaannya adalah alat-alat
dari logam ( jenis Perunggu ), misalnya Nekara buatan Indonesia tapi
bergaya Dongson (Nekara jenis Heger I memiliki banyak kesamaan dengan
Nekara yang paling bagus dan paling tua dii Vietnam). Sementara itu
hasil kebudayaan yang banyak ditemukan didaerah Dongson berupa alat-alat
rumah tangga, miniatur nekara, genta, kapak corong, cangkul bercorong,
mata panah dan mata tombak bertangkai/bercorong.
BAB III. ASAL USUL DAN PERSEBARAN MANUSIA DI KEPULAUAN INDONESIA
A. PENDAPAT PARA AHLI MENGENAI ASAL USUL MANUSIA DI KEPULAUAN INDONESIA
1. Prof. Dr. H. Kern
dengan Teori Imigrasi menyatakan bahwa bangsa Indonesia berasal dari
Asia (Campa, Kochin China dan Kamboja ) . Hal ini didukung oleh adanya
perbandingan bahasa yang digunakan di kepulauan Indonesia yang akar
bahasanya adalah bahasa Austronesia.
2. Van Heine Geldern
berpendapat bahwa bangsa Indonesia berasal dari Asia. Pendapat ini
didkukung oleh adanya artefak-artefak yang ditemukan di Indonesia
memiliki banyak persamaan dengan yang ada di daratan Asia.
3. Moh. Yamin,
mengatakan bahwa bangsa Indonesia berasal dari Indonesia. Dia melihat
bahwa banyak penemuan artefak maupun fosil tertua di Indonesia dalam
jumlah yang besar.
4. Drs. Moh Ali, mengatakan bahwa bangsa Indonesia berasal dari Yunan, Cina Selatan.
5. NJ. Krom, berpendapat bahwa asal usul bangsa Indoensia berasal dari daerah Cina Tengah.
6. Dr. Brandes,
mengatakan bahwa bangsa yang bermukim di kepulauan Indonesia memiliki
banyak persamaan dengan bangsa-bangsa pada daerah yang terbentang dari
sebelah Utara Formosa, sebelah Barat Madagaskar, sebelah Selatan Pulau
Jawa- Bali, sebelah Timursampai tepi Barat Amerika melalui perbandingan
bahasa.
7.
Pendapat beberapa ahli, mengatakan bahwa masyarakat yang menempati
wilayah wilayah Indonesia termasuk rumpun bangsa Melayu. Nenek moyang
bangsa Indonesia datang melalui dua gelombang yaitu : a. Proto Melayu (
Melayu Tua ), merupakan orang Austronesia yang pertamakali datang ke
Indonesia sekitar tahun 1500 SM melalui jalur Barat ( Malaysia-Sumatera
) dan jalur Timur( Philipina- Sulawesi ) dengan membawa kebudayaan
kapak persegi (Jalur Barat) dan kapak lonjong (jalur Timur) Bangsa
Indonesia yang termasuk keturunan Proto Melayu adalah : Suku Dayak,
Toraja, Batak, Papua dsb. b. Deutro Melayu ( Melayu Muda ), masuk ke
wilyah Indonesia sekitar 400-300 SM melalui jalur Barat, dengan membawa
kebudayaan Logam, seperti : Nekara ( Moko ), Kapak corong, juga
mengembangkan kebudayaan Megalitik. Bangsa Indonesia yang termasuk
keturunan Deutro Melayu adalah : Jawa, Melayu dan Bugis.
B. PERKEMBANGAN KEHIDUPAN DAN HASIL BUDAYA MANUSIA PURBA DI INDONESIA
1. Jenis Manusia Purba di Indonesia
a.
Meganthropus Palaeojavanicus Merupakan jenis manusia besar tertua di
Pulau Jawa. Ditemukan di daerah Sangiran pada tahun 1941 oleh Van
Koenigswald. Hasil temuannya berupa rahang atas dan bawah.
b. Pithecanthropus 1). Mojokertensis ( Robustus ) 2). Erectus
c. Homo Sapiens
1). Homo Soloensis
2). Homo Wajakensis.
2. Hasil Budaya manusia purba
a. Kebudayaan Material ( Kebendaan )
Berupa
alat-alat yang dapat membantu mereka untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya. Hasil kebudayaan mereka pada masa berburu dan mengumpulkan
makanan seperti : Kapak genggam,alat serpih dan alat tulang/tanduk.
Sedangkan pada masa bercocok tanam berupa Kapak genggam Sumatra (
Pabble ), Kapak Pendek ( Bache Courte ), flakes, dsb. Dan pada masa
Perundagian berupa alat-alat dari logam seperti : Kapak corong ( Kapak
sepatu ), Nekara, Bejana Perunggu, perhiasan dan manik-manik dari
perunggu.
b. Kebudayaan Immaterial ( Rohani )
Munculnya
sistem kepercayaan dalam kehidupan manusia berlangsung sejak masa
berburu dan mengumpulkan makanan melalui penemuan penghormatan terakhir
pada orang yang sudah meninggal, kemudian berubah menjadi pemujaan
terhadap roh-roh leluhur pada masa bercocok tanam ( Animisme dan
dinamisme ), terlihat dengan adanya hasil kebudayaan megalitik. Dalam
perkembangan selanjutnya manusia menyadari dan merasakan adanya
kekuatan yang maha besar di luar diri manusia yaitu kekuatan Tuhan(
Monoisme ).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar