Video Sejarah

Sabtu, 06 Juli 2013

Jejak Sejarah Kerajaan Sriwijaya

JEJAK SEJARAH KERAJAAN SRIWIJAYA DI CANDI MUARO JAMBI PERCANDIAN HINDU - BUDDHA

Mengunjungi Jambi tentunya kita akan melihat suatu fenomena pemandangan alam yang indah. Lukisan yang penuh pemandangan hijau dan berbukit, serta jalan berkelok yang akan selalu kita temukan pada saat kita mengunjungi Jambi.
Namun, disalah sudut wilayah Jambi yang terletak di Kecamatan Muaro Serba, Kabupaten Muaro Jambi di tepi Sungai Batang hari kita bisa menemukan sebuah situs purbakala Komplek Percandian Muaro Jambi yang merupakan percandian Hindu - Buddha yang terluas di Indonesia. Situs ini merupakan peninggalan Kerajaan Sriwijaya dan Kerajaan Melayu dari abad ke-11, dan termasuk sebagai satu candi kuno terluas di kawasan Asia Tenggara.
Situs Kompleks Candi Muaro Jambi ini dapat dijangkau melalui darat sekitar 30 menit ke arah timur  atau +/- 2 km dari Kota Jambi menuju Palabuhan Talang Duku, kemudian dilanjutkan dengan menyeberangi Sungai menuju ke Desa Muaro Jambi. Setelah itu kita akan sampai dikomplek Candi Muaro Jambi yang memiliki luas area 2.612 hektar, sebuah mahakarya seni arsitektur megah pada masa Kerajaaan Sriwijaya dan Kerajaan Melayu pada abad ke -11.
Atau kita bisa memilih jalur alternatif untuk menuju Candi Muaro Jambi, di mana semuanya sudah berjalan aspal dengan bagus. Dan rute perjalanan menuju ke Candi Muaro Jambi pun bayak pilihan, yaitu kita bisa melewati daerah Olakkemang, sembari mampir ke pusat perajin batik khas Jambi, atau melalui rute lama,  lewat Sengeti.
Dari informasi yang penulis dapatkan dari beberapa rekan pemandu wisata lokal di sana, mereka menyarankan untuk lewat rute Olakkemang, karena memalui jalaur ini kita akan melihat sebuah suguhan pemandangan rumah panggung asli berasitektur kuno dengan ukiran kayu Jambi lama. Apalagi bagi kita para pecinta seni photography atau pun video maker.
Di dalam area Kompleks Candi Muaro Jambi kita dapat menemukan beberapa Candi, berbagai artefak kuno seperti keramik, manik-manik, mata uang kuno, arca, dan lain-lain. Candi-candi yang dapat kita temukan di area lokasi ini yaitu; Candi Astano, Candi Tinggi, Candi Gumpung, Candi Kembar Batu, Candi Gedong, Candi Kedato, dan Candi Koto.
Dilihat dari segi arsitekturnya Candi Muaro Jambi merupakan pusat kebudayaan Budhis pada abad ke-IV dan V msehi. Salah satu penemuan area di Candi Gumpung memperlihatkan ciri-ciri yang banyak persamaannya dengan cara Prajnaparamita dari zaman Singosari. Beberapa meter dari candi telaga tempat pemandian para raja yang dinamakan Telago Rajo. Kolam pemandian raja tersebut berukuran 100 x 200 meter dengan kedalaman 2-3 meter dari permukaan tanah.
Menelusuri Kompleks Percandian Muaro Jambi, kita akan menemukan Kelompok Candi Tinggi yang terletak +/- 200 meter timur laut Candi Gumpung. Candi yang berukuran 75 x 92 meter yang pernah dipagar sejak  1979-1988, memiliki gerbang utama yang berada di sisi timur. Di dalam area Kelompok Candi Tinggi terdapat sebuah Candi Induk dan enam buah Candi Perwara (penampilan). 
Di depan Candi Induk kita dapat menemukan sebuah denah yang berbentuk bujur sangkar yang berukuran 16 x 16 meter. Setelah dipagar, kini Candi Induk memiliki dua teras dan bangunan induknya cendrung mengecil keatas. Sedangkan 6 buah Candi yang berada disekar Candi Induk hanya dijadikan pondasi dari kaki-kaki untuk Candi Induk.
Sejumlah temuan penting yang terdapat di Candi Tinggi adalah sebuah potongan benda besi dan perunggu, kaca kuno, pecahan-pecahan arca batu, pecahan-pecahan keramik yang umumnya adalah alat-alat rumah tangga yang berasala dari China pada abad 9-14 M, serta ratusan bata bertulis dan bertanda cap. Huruf yang terdapat pada bata menunjukan tulisan dengan menggunakan huruf Pallawa (Prenagari).
Melanjutkan perjalan untuk menelusuri Candi berikutnya, kini kita menyambangi sebuah Candi bernama Candi Batu, yang terletak sekitar 250 meter di tenggara Candi Tinggi. Situs ini dibatasi oleh bangun fisik sebuah pagar yang mengelilingi candi berbentuk empat persegi panjang dengan ukuran yang tidak sama setiap sisinya.
Namun, dari informasi yang penulis dapatkan secara kasat mata luas dari bangunan fisik pagar tersebut dapat dihitung 64 x 4 meter persegi dan terdapat struktur tiang bangunan yang terbuat dari kayu dan lantai yang terbuat dari batu bata. Dan sebuah Gong Cina pernah ditemukan dilokasi situs ini oleh para arkeolog. Gong yang terbuat dari perunggu beraksara Cina ini disebut-sebut sebagai "gong perang", dan sekarang telah di simpan di Museum Negeri Jambi.
Setelah kita pusa menelusuri dan mendapatkan informasi dari sebuah Candi Batu, perjalanan pun dapat dilanjutkan untuk menelusuri Candi berikutnya, yaitu Candi Gedong. Dimana situs candi ini terdiri dari dua bagian, yaitu Gedong 1 dan Gedong 2. Dimana kedua Candi ini letaknya sangat berdekatan, dan jaraknya hanya +/- 150 meter. Candi Gedong ini terletak sekitar 1.450 meter dari sebelah timur Candi Kedaton, memiliki kesamaan struktur tangga di sebelah timur.
Candi Gedong terlihat sangat unik, bangunannya berbentuk bujur sangkar dan dari informasi yang penulis dapatkan di lokasi situs Candi Gedong ini banyak ditemukan temuan lepas purbakala seperti mata uang kepeng Cina serta gerabah local (tembikar). Sebagian besar uang tersebut dalam keadaan aus dan sulit terbaca. Sebagian besar hurufnya berasal dari Dinasti Tang (618-907 M), dinasti Tang Selatan (937-976 M), dan Dinasti Sung (960-1280 M). Dan di situs Candi Gedong 1 ini terdapat sebuah arca Jagopati (Arca Prajurit).
Di lokasi area ini kita dapat menemukan belanga yang memiliki berat 160 kg srta tinggi 67 cm, dengan diameter 106 meter yang merupakan temuan wadah logam terbesar dari Situs Muaro Jambi. Dari data informasi yang penulis dapatkan dilokasi ini  dari keterangan pusat informasi dan penerangan Candi Muaro Jambi, belanga tersebut ditemukan oleh penduduk setempat pada saat menggali tanah yang lokasinya tidak jauh dari Kompleks Candi Kedaton.
Bergeser dari Candi Kedaton 500 meter di sebalah kanan mudik sungai Batanghari, kita akan menemukan Candi Gumpung, dimana situs Candi Gumpung merupakan Candi terbesar setelah Candi Kedaton. Melihat Candi Gumpung yang tersusun rapih dengan menggunakan bahan baku dari bata, kita akan melihat berbegai bentuk dan ukuran yang tersusun sangat rapih di situs candi ini.
Di lokasi area Candi Gumpung pernah ditemukan benda purbakala yang berhasil di ketemukan oleh para arkeolog. Kelompok Candi Gumpung yang dibatasi pagar keliling membentuk bujur sangkar yang berukuran 299 x 50 meter persegi dengan memiliki 5 buah Candi Perwara (penampil) yang tidak terlalu jelas bentuk wujudnya, 4 buah gapura dan 2 buah tempat yang diperkirakan bekas kolam. Candi Gumpung berasal dari penamaan sebuah menapo gumpung dari bahasa masyarakat penduduk asli sekitar situs candi tersebut, dalam bahasa melayu memilik arti papak atau patah atau terpotong diatasnya.

Awalnya situs Kompleks Candi Muaro Jambi ini tidak banyak di kena orang. Dan seorang perwira Inggris, S.C Crooke yang mengunjungi daerah ini pada tahun 1820, kemudaian pada tahun 1935-1936, FM. Schnitger seorang arkeolog yang melakukan ekspedisi ke daerah tersebut dan melakukan penggalian situs Muaro Jambi. Informasi ini penulis dapatkan  dari masyarakat penduduk setempat yang tercatat dalam pusat penerangan informasi Candi Muaro Jambi.
Sungguh fenomena sejarah yang luar biasa dibalik keindahan panorama situs Percandian Muaro Jambi ini tidak kalah dengan situs-situs bersejarah yang barada di Pulau Jawa.. Dalam catatatan perjalanan yang bersumber dari informasi di lokasi situs Percandian Muaro Jambi. Sampai awal avad ke-21 Masehi ini, lokasi situs Candi Muaro Jambi terlah teridentifikasi kurang lebih 110 banguan Candi adalah peninggalan Kerajaan Melayu hingga Kerajaan Sriwijaya, yang berlatar belakang kebudayaan melayu budhis. Diperkirakan candi-candi di lokasi ini dibangun sejak abad 4 M, salah satunya adalah kelompok Candi Gumpung. 
Pada tahun 2009 Kompleks Candi Muaro Jambi ini diajukan sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO, semoga objek wisata yang sangat indah dan memiliki nilai historis sejarah ini dapat bisa dilestarikan untuk menjadi salah satu pusat pembelajaran edukatif di daerah Muaro Jambi, Indonesia yang berada di Pulau Sumatera. Karena kawasan ini memiliki peran penting dibidang perdagangan dan diplomasi yang letaknya di jalur Maritime Silk Road.
Dengan menikmati wisata sejarah budaya di Candi Muaro Jambi kita akan dapat menyelami arti sebuah kebesaran demokratis yang dimiliki pada masa Kerajaan Sriwijaya dan Kerajaan Melayu pada masanya, semoga kita dapat mengambil sebuah hikmah positif dari setiap perjalanan wisata yang bisa kita jalankan untuk kemaslahatan kehiudpan ini.

Sumber : http://www.landscappist.com/2013/06/

Minggu, 05 Mei 2013

Misteri Harta Karun Soekarno

Misteri Rahasia Emas Batangan Soekarno


Mungkin belum banyak yang tahu kalau ada sebuah perjanjian maha penting yang dibuat Presiden I RI Ir Soekarno dan Presiden ke 35 AS John Fitzgerald Kennedy. Konon penembakan John F Kennedy pada November 1963 yang membuatnya tewas secara tragis lantaran menandatangani perjanjian tersebut.

Quote:
Konon pula penggulingan Ir Soekarno dari kursi kepresidenan wajib dilakukan jaringan intelijen AS disponsori komplotan Jahudi (Zionis Internasional) yang tidak mau AS bangkrut dan hancur karena mesti mematuhi perjanjian tersebut juga tidak rela melihat RI justru menjadi kuat secara ekonomi di samping modal sumber daya alamnya yang semakin menunjang kekuatan ekonomi RI. selain itu ada beberapa tujuan lain yang harus dilaksanakan sesuai agenda Zionis Internasional. Berikut ini saya coba tulis hasil penelusuran pada tahun 1994 s/d 1998, berlanjut tahun 2006 s/d 2010, ditambah informasi dari beberapa sumber. Tapi mohon diingat, anggap saja tulisan ini hanya penambah wawasan belaka.
Perjanjian itu biasa disebut sebagai salah satu ’Dana Revolusi’, atau ’Harta Amanah Bangsa Indonesia’, atau pun ’Dana Abadi Ummat Manusia’. Sejak jaman Presiden Soeharto hingga Presiden Megawati cukup getol menelisik keberadaannya dalam upaya mencairkannya.

Perjanjian The Green Hilton Memorial Agreement Geneva dibuat dan ditandatangani pada 21 November 1963 di hotel Hilton Geneva oleh Presiden AS John F Kennedy (beberapa hari sebelum dia terbunuh) dan Presiden RI Ir Soekarno dengan saksi tokoh negara Swiss William Vouker. Perjanjian ini menyusul MoU diantara RI dan AS tiga tahun sebelumnya. Point penting perjanjian itu; Pemerintahan AS (selaku pihak I) mengakui 50 persen keberadaan emas murni batangan milik RI, yaitu sebanyak 57.150 ton dalam kemasan 17 paket emas dan pemerintah RI (selaku pihak II) menerima batangan emas itu dalam bentuk biaya sewa penggunaan kolateral dolar yang diperuntukkan pembangunan keuangan AS.

Dalam point penting lain pada dokumen perjanjian itu, tercantum klausul yang memuat perincian ; atas penggunaan kolateral tersebut pemerintah AS harus membayar fee 2,5 persen setiap tahunnya sebagai biaya sewa kepada Indonesia, mulai berlaku jatuh tempo sejak 21 November 1965 (dua tahun setelah perjanjian). Account khusus akan dibuat untuk menampung asset pencairan fee tersebut. Maksudnya, walau point dalam perjanjian tersebut tanpa mencantumkan klausul pengembalian harta, namun ada butir pengakuan status koloteral tersebut yang bersifat sewa (leasing). Biaya yang ditetapkan dalam dalam perjanjian itu sebesar 2,5 persen setiap tahun bagi siapa atau bagi negara mana saja yang menggunakannya.

Biaya pembayaran sewa kolateral yang 2,5 persen ini dibayarkan pada sebuah account khusus atas nama The Heritage Foundation (The HEF) yang pencairannya hanya boleh dilakukan oleh Bung Karno sendiri atas restu Sri Paus Vatikan. Sedang pelaksanaan operasionalnya dilakukan Pemerintahan Swiss melalui United Bank of Switzerland (UBS). Kesepakatan ini berlaku dalam dua tahun ke depan sejak ditandatanganinya perjanjian tersebut, yakni pada 21 November 1965.

Namun pihak-pihak yang menolak kebijakan John F. Kennedy menandatangani perjanjian itu, khususnya segelintir kelompok Zionis Internasional yang sangat berpengaruh di AS bertekat untuk menghabisi nyawa dan minimal karir politik kedua kepala negara penandatangan perjanjian itu sebelum masuk jatuh tempo pada 21 November 2965 dengan tujuan menguasai account The HEF tersebut yang berarti menguasai keuangan dunia perbankan.

Target sasaran pertama, ’menyelesaikan’ pihak I selaku pembayar, yakni membuat konspirasi super canggih dengan ending menembak mati Presiden AS JF Kennedy itu dan berhasil. Sudah mati satu orang penandatangan perjanjian, masih seorang lagi sebagai target ke II, yakni Ir Soekarno. Kaki tangan kelompok Zionis Internasional yang sejak awal menentang kesepakatan perjanjian itu meloby dan menghasut CIA dan Deplu AS untuk menginfiltrasi TNI-AD yang akhirnya berpuncak pada peristiwa G30S disusul ’penahanan’ Soekarno’ oleh rezim Soeharto. Apesnya lagi, Soekarno tidak pernah sempat memberikan mandat pencairan fee penggunaan kolateral AS itu kepada siapa pun juga !! Hingga beliau almarhum beneran empat tahun kemudian dalam status tahanan politik.

Sedangkan kalangan dekat Bung Karno maupun pengikutnya dipenjarakan tanpa pengadilan dengan tudingan terlibat G30S oleh rezim Soeharto. Mereka dipaksa untuk mengungkapkan proses perjanian itu dan bagaimana cara mendapatkan harta nenek moyang di luar negeri itu. Namun usaha keji ini tidak pernah berhasil.
Hal Ikhwal Perjanjian

Sepenggal kalimat penting dalam perjanjian tersebut => ”Considering this statement, which was written andsigned in Novemver, 21th 1963 while the new certificate was valid in 1965 all the ownership, then the following total volumes were justobtained.” Perjanjian hitam di atas putih itu berkepala surat lambing Garuda bertinta emas di bagian atasnya dan berstempel ’The President of The United State of America’ dan ’Switzerland of Suisse’.

Berbagai otoritas moneter maupun kaum Monetarist, menilai perjanjian itu sebagai fondasi kolateral ekonomi perbankan dunia hingga kini. Ada pandangan khusus para ekonom, AS dapat menjadi negara kaya karena dijamin hartanya ’rakyat Indonesia’, yakni 57.150 ton emas murni milik para raja di Nusantara ini. Pandangan ini melahirkan opini kalau negara AS memang berutang banyak pada Indonesia, karena harta itu bukan punya pemerintah AS dan bukan punya negara Indonesia, melainkan harta raja-rajanya bangsa Indonesia.

Bagi bangsa AS sendiri, perjanjian The Green Hilton Agreement merupakan perjanjian paling tolol yang dilakukan pemerintah AS. Karena dalam perjanjian itu AS mengakui asset emas bangsa Indonesia. Sejarah ini berawal ketika 350 tahun Belanda menguasai Jawa dan sebagian besar Indonesia. Ketika itu para raja dan kalangan bangsawan, khususnya yang pro atau ’tunduk’ kepada Belanda lebih suka menyimpan harta kekayaannya dalam bentuk batangan emas di bank sentral milik kerajaan Belanda di Hindia Belanda, The Javache Bank (cikal bakal Bank Indonesia). Namun secara diam-diam para bankir The Javasche Bank (atas instruksi pemerintahnya) memboyong seluruh batangan emas milik para nasabahnya (para raja-raja dan bangsawan Nusantara) ke negerinya di Netherlands sana dengan dalih keamanannya akan lebih terjaga kalau disimpan di pusat kerajaan Belanda saat para nasabah mempertanyakan hal itu setelah belakangan hari ketahuan.

Waktu terus berjalan, lalu meletuslah Perang Dunia II di front Eropa, dimana kala itu wilayah kerajaan Belanda dicaplok pasukan Nazi Jerman. Militer Hitler dan pasukan SS Nazi-nya memboyong seluruh harta kekayaan Belanda ke Jerman. Sialnya, semua harta simpanan para raja di Nusantara yang tersimpan di bank sentral Belanda ikut digondol ke Jerman.

Perang Dunia II front Eropa berakhir dengan kekalahan Jerman di tangan pasukan Sekutu yang dipimpin AS. Oleh pasukan AS segenap harta jarahan SS Nazi pimpinan Adolf Hitler diangkut semua ke daratan AS, tanpa terkecuali harta milik raja-raja dan bangsawan di Nusantara yang sebelumnya disimpan pada bank sentral Belanda. Maka dengan modal harta tersebut, Amerika kembali membangun The Federal Reserve Bank (FED) yang hampir bangkrut karena dampak Perang Dunia II, oleh ’pemerintahnya’ The FED ditargetkan menjadi ujung tombak sistem kapitalisme AS dalam menguasai ekonomi dunia.

Belakangan kabar ’penjarahan’ emas batangan oleh pasukan AS untuk modal membangun kembali ekonomi AS yang sempat terpuruk pada Perang Dunia II itu didengar pula oleh Ir Soekarno selaku Presiden I RI yang langsung meresponnya lewat jalur rahasia diplomatic untuk memperoleh kembali harta karun itu dengan mengutus Dr Subandrio, Chaerul saleh dan Yusuf Muda Dalam walaupun peluang mendapatkan kembali hak sebagai pemilik harta tersebut sangat kecil. Pihak AS dan beberapa negara Sekutu saat itu selalu berdalih kalau Perang Dunia masuk dalam kategori Force Majeur yang artinya tidak ada kewajiban pengembalian harta tersebut oleh pihak pemenang perang.

Namun dengan kekuatan diplomasi Bung Karno akhirnya berhasil meyakinkan para petinggi AS dan Eropa kalau asset harta kekayaan yang diakuisisi Sekutu berasal dari Indonesia dan milik Rakyat Indonesia. Bung Karno menyodorkan fakta-fakta yang memastikan para ahli waris dari nasabah The Javache Bank selaku pemilik harta tersebut masih hidup !!

Nah, salah satu klausul dalam perjanjian The Green Hilton Agreement tersebut adalah membagi separoh separoh (50% & 50%) antara RI dan AS-Sekutu dengan ’bonus belakangan’ satelit Palapa dibagi gratis oleh AS kepada RI. Artinya, 50 persen (52.150 ton emas murni) dijadikan kolateral untuk membangun ekonomi AS dan beberapa negara eropa yang baru luluh lantak dihajar Nazi Jerman, sedang 50 persen lagi dijadikan sebagai kolateral yang membolehkan bagi siapapun dan negara manapun untuk menggunakan harta tersebut dengan sistem sewa (leasing) selama 41 tahun dengan biaya sewa per tahun sebesar 2,5 persen yang harus dibayarkan kepada RI melalui Ir.Soekarno. Kenapa hanya 2,5 persen ? Karena Bun Karno ingin menerapkan aturan zakat dalam Islam. 
 
Sumber : Vivanews.com

Sispakah sebenarnya Fir'aun ?

Fira’ aun Mana yang di Tenggelamkan?

Sampai artikel ini di angkat, saya tidak begitu ingat sudah berapa kali blog ini mengangkat sejarah tentang peradaban yang berasal dari negeri piramida, karena begitu banyaknya cerita dan penemuan penemuan para ilmuwan untuk mengungkap kisah kisah sejarah kuno akan sebuah peradaban. Tempat Nabi Musa mengajarkan wahyu Ilahi.

Salah satu yang paling menarik adalah tentang penenggelaman firaun di laut merah atas mukjizat Allah kepada Nabi Musa. Namun ada satu hal yang perlu kalian ingat dari peristiwa ini, apa itu??

Kisah mengenai Mukjizat Nabi Musa (Moses) yang membelah Laut Merah dengan tongkatnya untuk menghindari kejaran Fir’aun dan bala tentaranya tentunya sudah tak asing lagi ditelinga kita. Di kitab suci Al-Qur’an dan Alkitab, kronlogi pengejaran dikisahkan begitu gamblang walaupun terdapat sedikit perberbedaan kisah diatara keduanya. Namun yang pasti, kedua kitab suci tersebut mengisahkan kepada kita mengenai akhir yang menggembirakan bagi Musa beserta Kaum Bani Israel karena dapat meloloskan diri dari kejaran Fir’aun beserta bala tentaranya. Dan bagi sang Fir’aun, ia justru menemui ajalnya setelah tenggelam bersama pasukannya di Laut Merah.

Dan (ingatlah), ketika Kami belah laut untukmu, lalu Kami selamatkan kamu dan Kami tenggelamkan (Fir’aun) dan pengikut-pengikutnya sedang kamu sendiri menyaksikan. (Al-Baqarah : 50).

Walaupun Al-Quran dan Alkitab sudah cukup jelas mengisahkan kronologi peristiwa itu terjadi, namun masih terdapat teka-teki mengenai siapa sebenarnya Fir’aun yang memimpin pengejaran terhadap Musa beserta kaum Bani Israel? Al-Quran dan Alkitab tidak menyebutkan secara mendetail siapakah Fir’aun yang dimaksud. Ya disini kita akan dibawa dengan sebuah pertanyaan. Siapakah Firaun yang di tenggelamkan di laut merah??

Fir’aun (Pharaoh) merupakan gelar yang diberikan kepada raja-raja Mesir kuno. Asal usuI istilah Fir’aun sebetulnya merujuk kepada nama istana tempat berdiamnya seorang raja, namun lama – kelamaan digunakan sebagai gelar raja-raja Mesir kuno. Banyak Fir’aun yang telah memimpin peradaban yang terkenal dengan penginggalan Piramida Khufu-nya itu, mulai dari Raja Menes -sekitar 3000 SM, pendiri kerajaan, pemersatu Mesir hulu dan hilir – hingga Mesir jatuh dibawah kepemimpinan raja-raja dari Persia.

Sejauh ini telah banyak studi yang dilakukan untuk mengidentifikasi siapakah Fir’aun yang sedang berkuasa saat peristiwa keluarnya Musa beserta Bani Israel dari tanah Mesir. Berikut beberapa kandidatnya :

Ahmose I (1550 SM – 1525 SM)
Thutmose I (1506 SM – 1493 SM)
Thutmose II (1494 SM – 1479 SM)
Thutmose III (1479 SM – 1425 SM)
Amenhotep II (1427 SM – 1401 SM)
Amenhotep IV(1352 SM – 1336 SM)
Horemheb (sekitar 1319 SM – 1292 SM)
Ramesses I (sekitar 1292 SM – 1290 SM)
Seti I (sekitar 1290 SM – 1279 SM)
Ramesses II (1279 SM – 1213 SM)
Merneptah (1213 SM – 1203 SM)
Amenmesse (1203 SM – 1199 SM)
Setnakhte (1190 SM – 1186 SM)

Dari daftar beberapa Fir’aun diatas, nama Ramesses II selama ini memang kerap diidentifikasikan sebagai Fir’aun yang sedang berkuasa pada saat itu. Ia merupakan sosok Fir’aun terbesar dan terkuat yang pernah memimpin peradaban Mesir kuno. Ramesses II juga merupakan salah satu Fir’aun yang paling lama berkuasa, yakni 66 tahun lamanya.

Sifatnya yang kadang tirani terhadap masyarakat kelas bawah, membuat sejarawan banyak yang berspekulasi dengan menyebutkan ia sebagai raja yang memperbudak Bani Israel. Walaupun demikian, tidak ada bukti arkeologi yang benar-benar memperkuat dugaan tersebut. Selain itu periode masa hidupnya juga dikatakan tidak cocok dengan kemungkinan terjadinya peristiwa keluaran.

Kemudian menilik ke Raja Merneptah – putra Ramesses II – yang berkuasa setelah Ramesses II mangkat, ia juga bukan merupakan Fir’aun yang dimaksud mengingat pada masa pemerintahannya, Merneptah pernah mengatakan bahwa Bangsa Israel telah tiba di tanah Kana’an. Itu artinya, peristiwa keluarnya Musa beserta Bani Israel telah lama terjadi sebelum ia berkuasa.

Lalu bagaimana dengan Seti I, ayah dari Ramesses II ? Bagaimanapun juga, ahli sejarah Alkitab mengatakan peristiwa keluaran ini terjadi disekitar 1400 SM, itu jauh dari masa pemerintahan Seti I.

Beberapa Sejarawan yang menggunakan metode penelitian dengan cara mencocokkan kronologi di dalam catatan-catatan peninggalan Mesir Kuno dengan perkiraan waktu keluaran pada kitab suci menyimpulkan, kemungkinan peristiwa itu terjadi saat Mesir kuno dibawah pimpinan Raja-raja Dinasti ke-18.

Dinasti ke-18 mencakup beberapa raja, yakni Thutmose I (1506 SM – 1493 SM), Thutmose II (1494 SM – 1479 SM), diselingi oleh kepempinan Fir’aun wanita yaitu Ratu Hatsepsut (1479 SM -1458 SM) kemudian Thutmose III (1479 SM – 1425 SM).

Benarkan Thutmose II Fir’aun yang tenggelam di Laut Merah?


Relief Thutmose II

Menurut studi yang dilakukan oleh Sejarawan Alan Gardiner, setelah kematian Thutmose I dan masa persinggahannya selama 40 tahun di Madyan / Midian, Musa memutuskan untuk kembali ke tanah Mesir tempat beliau dibesarkan. Allah menugaskan Musa untuk menyampaikan ajaran agama yang hakiki kepada Fir’aun. Pada saat itu, Mesir dipimpin oleh Raja Thutmose II yang memperistri Ratu Hatshepsut.

Thutmose II, menurut sejarah bukanlah sosok Fir’aun yang hebat, sebaliknya istrinya Hatshepsut yang banyak berperan penting bagi kemajuan kerajaan. Walaupun bukan merupakan sosok pemimpin yang dikatakan berpengaruh, Gardiner tetap meyakini Thutmose II merupakan kandidat terkuat fir’aun yang melakukan pengejaran terhadap Musa beserta kaum Bani Israel. Hal itu dikarenakan banyaknya kecocokan dengan studi sejarah yang ia lakukan.

Garnier juga menambahkan bahwa di pusara tempat berdiamnya mummi Thutmose II, hampir tidak ditemukan ornamen-ornamen dan benda-benda berharga “semewah” pusara raja-raja Mesir kuno yang lainnya. Ada kesan bahwa raja ini tidak begitu disukai dan dihormati oleh rakyatnya, sehingga mereka tak peduli dengan kematian sang Raja. Selain itu, kematiannya yang mendadak juga menjadi salah satu alasannya.

Penelitian terhadap Mummi Thutmose II yang ditemukan di situs Deir el-Bahri pada tahun 1881 mengungkapkan bahwa terdapat banyak bekas cidera di tubuhnya, dan Mummi-nya ditemukan tidak dalam kondisi yang bagus. Hal ini mungkin menandakan Thutmose II mati secara tidak wajar. Apakah cidera di tubuhnya itu akibat hempasan kekuatan gelombang Laut Merah yang secara tiba-tiba tertutup kembali? Wallahu ‘alam Bishawab (Hanya Allah Yang Maha Tahu: red)

Al-Quran sendiri mengisahkan detik-detik terakhir kehidupan Sang Fir’aun :

Dan Kami memungkinkan Bani Israel melintasi laut, lalu mereka diikuti oleh Fir’aun dan bala tentaranya, karena hendak menganiaya dan menindas (mereka); hingga bila Fir’aun itu telah hampir tenggelam berkatalah ia ;” Saya percaya bahwa tidak ada Tuhan melainkan Tuhan yang dipercayai oleh Bani Israel, dan saya termasuk orang-orang yang berserah diri (kepada Allah)”. ( QS Yunus 90).

Dari ayat diatas kita dapat mengetahui bahwa Fir’aun mencoba memohon kepada Allah agar ia diselamatkan ketika air mengenggelamkan raganya. Namun sangatlah jelas bahwasannya tindakan Fir’aun hanyalah suatu kebohongan semata sebagai alasan untuk menyelamatkan dirinya sendiri dari maut.

Setelah sang Fir’aun tewas pada periode pemerintahannya yang tergolong singkat, besar kemungkinan jalannya roda pemerintahan diambil alih sementara oleh sang Ratu yang tak lain ialah Hatshepsut sebelum akhirnya Thutmose III naik tahta.

Jika benar Thutmose II merupakan Fir’aun yang dimaksud, ada suatu kemungkinan kronologi sejarahnya menjadi demikian :

Pertama, Musa dibesarkan dilingkungan kerajaan Mesir saat Thutmose I berkuasa, dan istri Thutmose I yang menemukan bayi Musa saat hanyut di Sungai Nil.

Kedua, selang puluhan tahun setelah Musa melarikan diri dari tanah Mesir karena ancaman hukuman mati akibat peristiwa terbunuhnya seorang prajurit kerajaan olehnya, ia kembali untuk menyampaikan ajaran Allah kepada Fir’aun. Namun pada saat itu mungkin Thutmose I telah meninggal dan digantikan putranya Thutmose II.


Mumi Thutmose II

Mengapa Thutmose II Diyakini Sebagai Firaun Yang Tenggelam di Laut Merah Sedangkan Mummi-nya Sendiri Berhasil Ditemukan?

Pertanyaan diatas memang kerap ditanyakan. Mereka yang bertanya kebanyakan beranggapan bahwa Jasad Fir’aun tidak mungkin berhasil ditemukan apalagi dalam bentuk Mummi, sebab telah tenggelam di Laut Merah bersama bala tentaranya.

Bagi kawan-kawan muslim, Al-Quran mengisahkan kepada kita sebagai berikut :

Apakah sekarang (kamu baru percaya), padahal sesungguhnya kamu telah durhaka sejak dahulu, dan kamu termasuk orang-orang yang berbuat kerusakan. Maka pada hari ini Kami selamatkan badanmu supaya kamu dapat menjadi pelajaran bagi orang-orang yang datang sesudahmu dan sesunguhnya kebanyakan dari manusia lengah dari tanda-tanda kekuatan Kami. ( QS Yunus 91-92).

Tentunya ayat diatas sudah cukup menjelaskan mengapa Allah dengan sengaja menyelamatkan jasad sang Fir’aun.

betamedialink.blogspot.com

Up To Date

Soal-Soal US IPS

loading